Friday, November 11, 2016

Dua Pekan Bersama Xiaomi Mi Band 2 (Review)




    Weekend is back!
    Jumpa lagi dengan saya di blog sederhana ini :-)
    Kali ini saya akan mengulas pengalaman saya selama sekitar dua pekan menggunakan Xiaomi Mi Band 2, sebuah gelang activity tracker yang harganya murah meriah. Perlu diketahui bahwa Xiaomi Mi Band 2 ini bukan smartwatch Android Wear, sehingga kemampuan yang dimilikinya pun terbatas.

    Xiaomi Mi Band 2 yang saya miliki merupakan Mi Band 2 versi Tiongkok yang sepertinya angkatan awal, karena masih menggunakan box coklat, bukan box putih bergambar Mi Band 2. Saat saya bandingkan Mi Band 2 milik saya dengan Mi Band versi box putih, tidak ada perbedaan yang berarti selain tampilan layar. Mi Band 2 milik saya menampilkan angka, huruf serta gambar dengan warna yang agak kekuningan, mungkin seperti orang bilang "putih gading". Sementara Mi Band 2 versi box putih, tampilan angka, huruf dan gambarnya hadir dengan warna putih yang benar-benar putih. Saat dibandingkan, menurut saya angka dan huruf di Mi Band 2 milik saya nampak (sedikit) lebih tebal dibanding Mi Band 2 versi box putih.

    Mi Band 2 ini merupakan perangkat wearable pertama milik saya. Menurut kacamata awam saya, Mi Band 2 ini bagus. Mudah digunakan, strapnya bisa digonta-ganti, tahan air (bisa dipakai untuk berwudhu atau cuci piring tanpa khawatir rusak), ada sensor detak jantung, pedometer, sleep tracker serta aplikasi Mi Fit yang membantu kita memantau kegiatan sehari-hari. 

    Untuk dapat menjodohkan Mi Band 2 dengan perangkat iOS atau Android, kita harus mengunduh aplikasi Mi Fit dari Play Store atau App Store terlebih dahulu. Mi Band 2 mendukung perangkat dengan OS Android 4.4 KitKat ke atas serta iOS 7.0 ke atas. Saat pertama kali saya "jodohkan" Mi Band 2 dengan perangkat iOS milik saya, hadir pembaruan perangkat lunak untuk Mi Band 2. Salah satu fitur baru yang hadir adalah pilihan menampilkan jam beserta hari dan tanggal pada Mi Band 2. Aplikasi Mi Fit akan menampilkan catatan aktivitas kita yang direkam oleh Mi Band 2 seperti jumlah langkah, jarak yang ditempuh, kalori yang dibakar, tidur dan detak jantung. Bila Kamu memiliki timbangan pintar Xiaomi, Kamu juga bisa menjodohkannya dengan ponselmu melalui aplikasi Mi Fit, berat badanmu akan otomatis tercatat pada aplikasi Mi Fit.

    Notifikasi dari ponsel seperti telepon, SMS, WhatsApp, Facebook, WeChat dan aneka aplikasi lainnya juga bisa hadir di smartband ini dengan diatur terlebih dahulu melalui aplikasi Mi Fit. Khusus notifikasi, Mi Band 2 hanya bisa menghadirkan ikon aplikasi (untuk aplikasi tertentu seperti WhatsApp dan telepon) atau tulisan "app" (untuk aplikasi lain) beserta getar. Apabila Mi Band 2 tidak dikenakan di tangan, lampu hijau yang ada di bagian belakang unit utama Mi Band 2 akan menyala. Lampu hijau juga menyala saat pengukuran detak jantung berlangsung.

    Apakah smartband ini layak beli? Menurut saya ya, mengingat harganya yang terjangkau dibanding aneka smartband dari pabrikan terkenal lain. Fitur-fiturnya pun meski sederhana tapi cukup bermanfaat, plus bisa digunakan sebagai pengganti jam tangan karena hadirnya layar OLED pada Mi Band 2. Ketahanan batere Mi Band 2 juga baik, Kamu tidak perlu mengisi daya setiap akhir pekan. Mi Band 2 juga mendukung Bluetooth 4.0 Low Energy, sehingga batere perangkatmu tidak akan 

    Selanjutnya, biarkan gambar yang berbicara agar Kamu memiliki gambaran lebih tentang smartband dari Xiaomi ini.

Perbandingan antara box Mi Band 2 coklat dan putih
Isi box Mi Band 2: Main Unit Mi Band 2, strap berwarna hitam, charger ke port USB serta buku panduan
Main unit Xiaomi Mi Band 2 yang memiliki layar OLED, berbeda dengan Mi Band pertama dan Mi Band 1S (Pulse) yang tidak memiliki layar
Strap alias tali Mi Band 2, strap bawaan berwarna hitam

Charger Mi Band 2 yang dapat dihubungkan ke port USB laptop atau komputer

Main unit Mi Band 2 saat dihubungkan ke charger
Strap Mi Band 2 bisa diubah sesuka hati, aneka warna tersedia untuk menyesuaikan gayamu sehari-hari

SPESIFIKASI MI BAND 2:

- Berat main unit: 7.0 gram
- Ukuran batere: 70 mAh
- Bluetooth: Bluetooth 4.0 LE (Low Energy)
- Layar OLED monokrom
- Kompatibel dengan perangkat Android 4.4 ke atas dan iOS 7.0 ke atas

FITUR MI BAND 2:
- Pedometer atau penghitung langkah, tapi tidak dilengkapi GPS.
- Sensor detak jantung.
- Sleep Tracker alias pencatat waktu tidur dan analisa tidur (apakah tidur nyenyak atau tidur ringan).
- Bisa digunakan sebagai pembuka kunci layar di ponsel Android (memerlukan Android 5.0 Lollipop ke atas atau ponsel Xiaomi dengan versi MIUI ke atas.
- Alarm dengan getar tanpa bunyi. Bisa diatur di aplikasi Mi Fit.
- Notifikasi telepon, SMS dan aplikasi hingga maksimal 5 aplikasi.

KELEBIHAN MI BAND 2:

- Harga terjangkau (meski sempat melunjak tajam saat awal masuk ke Indonesia)
- Memiliki layar OLED, sehingga dapat menggantikan peran jam tangan
- Batere awet
- Strap dapat dilepas, bila strap rusak dapat mencari pengganti dengan mudah.
- Bahan strap dari karet yang kokoh dan halus.
- Desain strap mirip jam tangan sehingga tidak mudah terlepas dari tangan.

KEKURANGAN MI BAND 2:

- Belum tersedia resmi di Indonesia
- Ukuran layar OLED cukup kecil bila dibandingkan rasionya dengan main unit
- Charger hanya bisa dihubungkan ke laptop, komputer atau powerbank dengan port USB.


    Sekian dulu ulasan sederhana dari saya, semoga dapat membantumu yang ingin mengenal lebih dekat Mi Band 2 :-)

Incoming search terms: Xiaomi, Xiaomi Mi Band 2, Mi Band 2, wearable murah, smartband murah, Mi Band, sensor detak jantung, pedometer, fitness tracker, activity tracker, wearable device, bluetooth device, bluetooth unlock, android, ios, mi fit.

Sunday, November 6, 2016

Gelang Multi Trip KRL Edisi Baru 2016

Gelang Multi Trip Baru 2016

    Dear Readers...ini adalah post ketiga saya hari ini, semoga Kalian tidak bosan ya!
    Kali ini saya akan mengulas Gelang Multi Trip (GMT) edisi terbaru yang dikeluarkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek (PT.KCJ) selaku operator KRL Commuter Line. Apa sih yang spesial dan berbeda dari GMT edisi baru ini? Yuk kita lihat!


   SEMUA BERMULA DARI...


    Melihat desain GMT baru...wow...ini yang saya tunggu-tunggu! GMT dengan desain seperti jam tangan sehingga tidak mudah lepas! Sejujurnya saya sudah tertarik dengan GMT sejak dulu, sayangnya GMT lama hanya dilengkapi klip putih yang dikhawatirkan mudah terlepas di tengah hiruk pikuk padatnya KRL saat rush hour.

    So yeah, saya menempuh perjalanan panjang ke STASIUN BOGOR hanya untuk mendapatkan penawaran spesial Buy 1 Get 1 Free GMT edisi terbaru ini. Dan saya tidak kecewa dengan hasilnya!


Gelang Multi Trip (GMT) dengan bonus Kartu Multi Trip (KMT). Semua hanya dengan harga RP 75.000!!
Rincian Promo Buy 1 Get 1 Free GMT dan KMT
Keterangan cara penggunaan pada kemasan GMT
Wajah GMT yang berisi chip di dalamnya. Ada dua pilihan desain, lambang "M" khas KMT atau lambang Tokyo Metro 7000 khas PT.KCJ
Lambang "M" khas Kartu Multi Trip
Lambang "e" mungkin maksudnya e-ticketing? Tapi mirip huruf "e" di e-money Mandiri
Tagline PT. KCJ, "Best Choice for Urban Transport"
Bagian belakang wajah jam
Nomor GMT milik saya, wah saya dapat nomor cantik!
Penampilan KMT berisi saldo Rp 15.000
Bagian belakang KMT

    Sepertinya PT.KCJ memiliki rekanan pembuat KMT baru, karena kalau saya lihat, desain KMT akhir-akhir ini agak berbeda dengan desain KMT Sony FeliCa sebelumnya. Diantaranya: tulisan "Powered by FeliCa" yang awalnya berada di sebelah pojok iri bawah kini berpindah ke bagian tengah, begitu pula dengan tulisan laser nomor KMT yang berbeda font dan ukurannya, versi KMT baru tulisan lasernya lebih tipis dan nyaris tidak terbaca dari jauh (apalagi di kartu berwarna merah). Juga pada hologram lambang Commuter yang sebelumnya membentang penuh dari atas sampai bawah, kini tidak penuh. 

    Overall, menurut saya GMT ini sangat layak dibeli, apalagi kini masanya wearables. Dengan menggunakan GMT, Kamu ga perlu repot menggunakan lanyard di leher atau membuka dompet saat hendak tap in atau tap out. GMT edisi baru memiliki model strap seperti jam tangan sehingga lebih pakem melingkari pergelangan tanganmu dan tidak mudah terlepas. Semoga GMT ini bisa awet dipakai ya...

Thanks for dropping by and have a nice day!


Incoming search terms: KRL, Commuter Line, Jbodetabek, KMT, Kartu Multi Trip, Kartu Multitrip, GMT, Gelang Multi Trip, Gelang Multitrip, eticket, twitter commuter line, KCJ, PT. KAI Commuter Jabodetabek, wearable, commuter, penglaju.

Saturday, November 5, 2016

Channel Telegram KRL Commuter Line

Informasi Channel Telegram Commuter Line

    Dear Readers...
    Jumpa lagi dengan saya pada posting kedua hari ini...hahahaha...
    *blogger musiman
    *mumpung lagi mood

    Kenal aplikasi Telegram? Kalau Kamu kenal aplikasi ini, Kamu pasti suka. Aplikasi ini ringan dan nyaman digunakan, tidak berat seperti aplikasi instant messaging sebelah atau memakan internal storage banyak, pokoknya ini aplikasi juara deh! Kenapa bisa ringan dan tidak memakan banyak internal storage? Karena Telegram berbasis cloud messaging. Ukuran gambar dan video yang dikirim lewat Telgram juga full size, tidak dikompres seperti pada instant messaging biasanya. Plus Kamu bisa kirim aneka file via Telegram, contohnya file .apk untuk yang suka install aplikasi Android dari luar Play Store.

    Diantara fitur yang menarik di Telegram adalah fitur "Channel". Ini cocok untuk Kamu yang suka mendapatkan aneka informasi tapi malas berinteraksi dengan banyak orang seperti di grup. Salah satu channel Telegram yang saya follow adalah channel PT. KAI Commuter Jabodetabek, tujuannya apa? Tentunya agar bisa mendapat informasi terkini dari PT. KCJ mengenai operasional KRL Commuter Line atau hal lainnya.

    Sepertinya baru segelintir orang yang mengenal channel Telegram PT. KCJ, karena saat artikel ini saya tulis, member channel ini hanya sekitar 461 orang, padahal jumlah penumpang KRL Commuter Line khan sudah mencapai ratusan ribu penumpang setiap harinya, begitu juga dengan follower Twitter @commuterline. Nah maka saya hadir di sini untuk memperkenalkan channel Telegram keren ini kepada Kalian semua *siapa saya.

    Enaknya menjadi member channel Telegram PT. KCJ dibanding menjadi follower Twitter @commuterline adalah...Kamu akan mendapatkan informasi yang benar-benar esensial di sini. Jadi ga bakal ada jawaban admin seperti " @xxxxx Manggarai-Bekasi terakhir pukul sekian sekian" "@xxxx bisa diinformasikan nomor keretanya?" "@xxxxx sudahkah kartunya diaktifkan di balance reader?" dan lain sebagainya. Kamu ga bakal ketinggalan info penting yang biasanya tenggelam di Twitter karena jawaban-jawaban admin @commuterline atas pertanyaan dan keluhan yang diajukan.

Screenshot Channel Telegram KRL Commuter Line


    So, saya sangat merekomendasikan Kamu semua untuk menjadi member channel Telegram ini. Dan buat yang belum pakai aplikasi Telegram, trust me...You'll love it! Sayangnya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum kenal aplikasi keren ini, biasanya kalau ga pakai WhatsApp, BBM, LINE ya Messenger.

    Bagi yang ingin menjadi member channel Telegram ini, langsung aja klik link di bawah ini:
https://telegram.me/CommuterLine

Refund Kartu Multi Trip KRL



    Dear Readers! It's been so long since my last entry on this blog!
    Okay, hari ini saya akan menceritakan proses pengembalian saldo  (refund) Kartu Multi Trip KRL Commuter Line Jabodetabek.

    Pertama, biar saya jelaskan dulu, apa sih Kartu Multi Trip (KMT) itu?
Kartu Multi Trip adalah tiket perjalanan yang diterbitkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ). Bedanya dengan kartu Tiket Harian Berjaminan (THB) adalah, KMT ini merupakan kartu prabayar, dimana kita mengisi saldo sebelum kartu kita gunakan untuk berpergian menggunakan KRL dan tidak memiliki batas waktu masa berlaku atau tujuan tertentu. Jadi, kita bisa wara-wiri keliling jalur KRL Commuter Line Jabodetabek sesuka hati selama saldo masih ada tanpa perlu antre di loket atau menyebutkan stasiun tujuan.

    Kartu Multi Trip dapat diisi ulang di seluruh loket stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek serta mesin C-VIM (Commuter Vending Machine) dengan nominal minimal Rp 5.000 dan maksimal Rp 1.000.000. Minimum saldo untuk melakukan perjalanan adalah Rp 12.000, jadi cek saldo KMT mu terlebih dahulu ya sebelum naik KRL!

     Salah satu fitur yang ada di KMT yang saya sukai adalah...kita bisa menarik kembali saldo yang tersedia pada KMT alias refund. Yap, misalkan kita lagi lupa bawa uang tunai nih, lalu butuh banget uang tunai, kita bisa meminta saldo KMT kita untuk dicairkan kembali. Penasaran bagaimana caranya? Simak langkah-langkahnya berikut ini:

Kelengkapan yang perlu disiapkan:
1. KTP atau Kartu Pelajar atau SIM atau bukti identitas lainnya.
2. Kartu Multi Trip (KMT) yang saldonya akan direfund/dikembalikan.

1. Menuju konter customer service stasiun atau loket
    Di konter customer service stasiun atau loket, sampaikan kepada petugas bahwa Kamu ingin refund atau pengembalian saldo Kartu Multi Trip. Petugas akan meminta KTP atau Kartu Pelajar serta identitas diri dengan foto lainnya.

2. Pengisian formulir refund KMT
    Petugas akan mengisikam formulir refund KMT, data-data yang diminta antara lain nama lengkap, alamat lengkap, nomor telepon serta nomor KMT yang akan dikembalikan saldonya.

3. Pengecekan saldo KMT.
    Petugas akan mengecek sisa saldo KMT pada balance reader. Setelah itu petugas akan memroses pengembalian dana dan menyerahkan saldo yang tersisa kepada kita.

Beberapa catatan penting:
1. Refund Kartu Multi Trip (KMT) mengharuskan semua saldo kita dikembalikan, tidak bisa hanya sebagian.
2. Bila chip KMT  sudah rusak maka kartu akan diambil, sementara bila chip KMT masih befungsi normal, maka kartu akan dikembalikan.

    Sekian informasi mengenai proses pengembalian saldo Kartu Multi Trip (KMT). Menurut saya ini adalah salah satu kelebihan KMT dibanding kartu bank (seperti Flazz BCA, e-money Mandiri, Tapcash BNI serta BRIzzi BRI), karena untuk refund saldo kartu bank prosesnya harus dilakukan di kantor cabang bank tersebut (tahu kan bagaimana antrenya customer service bank) serta saldo tidak bisa langsung cair. Plus KMT bisa diisi ulang dengan mudah di setiap stasiun KRL Commuter Jabodetabek.

    Ok, sekian dulu info dari saya kali ini, semoga bermanfaat. Have a nice day!

Saturday, April 30, 2016

Tutorial Install Google Apps di Xiaomi Redmi 3 dengan ROM China


Bismillah
Happy weekend all! Mumpung saya sedang rajin, kali ini saya akan membahas tutorial install Google Apps di smartphone Xiaomi yang menggunakan ROM stable versi China aka Tiongkok. Tenang, langkah-langkah yang saya gunakan amat sederhana dan mudah, tanpa perlu flashing, root atau menggunakan TWRP recovery. Hanya install .apk, as simple as that ;-)

Tak lupa, tutorial ini saya dapatkan dari laman blog berikut, dan saya praktikkan pada Xiaomi Redmi 3 milik orang tua saya.

LATAR BELAKANG

    Orang tua saya baru saja membeli Xiaomi Redmi 3. Seperti yang Anda ketahui, Redmi 3 tidak masuk Indonesia secara resmi alias melalui jalur distributor. Dan sayangnya, ROM yang digunakan oleh Redmi 3 garansi distributor merupakan ROM abal-abal yang mengandung bloatware dan (katanya) malware serta menurut pengalaman saya sendiri, ponsel menjadi lebih hangat dalam penggunaan normal. Plus, ROM versi distributor ini TIDAK AKAN mendapatkan update MIUI selama-lamanya. Hiks, ngenes kan?

    ROM distributor yang ada pada Redmi 3 milik orang tua saya berkode MIUI 7.1.1.0.0. Menurut keterangan yang saya baca di internet, versi MIUI resmi seharusnya hanya memiliki 4 digit angka (misal: 7.1.1.0). Ok fix, berarti Redmi 3 saya menggunakan ROM abal-abal. Singkat cerita, saya akhirnya melakukan flashing ROM ke MIUI 7.2 stable versi China, karena memang belum tersedia ROM MIUI resmi versi global. Dan seperti yang Anda ketahui juga... ROM versi China tidak menyediakan Google Apps (karena memang Google dilarang di China), sehingga tak akan Anda temui Google Play Store dan kawan-kawannya nongkrong di MIUI versi China.

    Tapi tenang, Redmi 3 dengan ROM China Anda tetap dapat menggunakan Google Apps dan Google Services (seperti sinkronisasi kontak, kalendar dll). Caranya sangat mudah, effortless dan nggak pusing. Penasaran, yuk kita mulai saja!

PERSIAPAN

1. Siapkan Redmi 3 atau smartphone Xiaomi lainnya dengan ROM China yang Anda miliki. Pastikan Anda memiliki paket data dengan kuota berlimpah.

2. Buka aplikasi "Downloads" yang biasanya ada di folder "Tools"


3. Buka aplikasi tersebut, maka akan tampak seperti ini, pilih tiga titik di pojok kanan atas


4. Kemudian pilih "settings", setelah itu akan nampak pilihan seperti berikut ini, pilih "Download size limit"


5. Atur download size limit menjadi "unlimited"


Now you're ready to install Google Apps!

TUTORIAL INSTALL GOOGLE APPS TANPA ROOT DI XIAOMI REDMI 3

1. Buka "Mi App Store", dan akan muncul Mi App Store versi China

Pilih Mi App Store

Tampilan awal Mi App Store China


2. Ketik "Google" di kolom pencarian dan pilih menu yang berada dalam kotak merah berikut


3. Kemudian, pilih aplikasi Google Services Framework yang berada dalam kotak merah

Pilih "Google Services Framework"

4. Setelah itu, silahkan install Aplikasinya

Keterangan aplikasi Google Services Framework

Aplikasi tersebut akan menginstall beberapa aplikasi Google secara bertahap, setiap kali aplikasi tersebut meminta izin, selalu "allow" alias izinkan saja. Setelah semua aplikasi Google terinstall, Anda pun dapat membuka Google Play Store untuk mengunduh aplikasi favort anda serta sinkronisasi akun Google Anda dengan Xiaomi Redmi 3 atau ponsel Xiomi Anda.

Hasilnya:

Google Play Store nongkrong cantik di Redmi 3 orang tua saya
Tak lupa install Google Search agar bisa mencari menggunakan Google Now
    Oke, sekian dulu postingan saya mengenai cara install Google Apps di smartphone Xiaomi Redmi 3 yang bisa juga digunakan di smartphone Xiaomi lainnya. Saran, kritik dan bimbingan saya nantikan, mengingat saya juga bukan ahli oprek Android, hanya end-user biasa. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat :-)

Catatan: Tutorial ini saya tulis saat Google Apps sudah terinstall di Xiaomi Redmi 3 orang tua saya, namun langkah-langkah yang saya gunakan untuk menginstall Google Apps tersebut sama persis dengan yang saya tuliskan di sini.


Incoming search terms: Cara install Google Apps xiaomi, install google play store xiaomi, install google play store redmi 3, sinkronisasi akun google xiaomi, sinkronisasi akun google redmi, install google play xiaomi cina

Sunday, April 24, 2016

Menikmati Penerbangan Malam | Garuda Indonesia Trip Report

Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ

Bismillah
Dear Readers! Thanks for stopping by :-)
    Hari ini saya akan menulis pengalaman saya terbang bersama Garuda Indonesia Boeing 737-800. Rutenya? Tentu saja rute biasa blog ini: SOC-CGK, dan kelasnya? Tentu saja kelas ekonomi hahahaha...

    Yang jadi spesial pada penerbangan kali ini adalah...penerbangan malam! Sudah lama saya tidak melakukan penerbangan malam. Yang membuat penerbangan malam istimewa adalah...pemandangan ratusan bola lampu yang berpendar dari atas langit saat pesawat lepas landas dan mendarat. What a beautiful scenery!

    Anyway, perjalanan kita kali ini bermula dari sebuah bandara internasional yang terletak di Boyolali, Bandar Udara Internasional Adisoemarmo Solo. And don't forget the Amsterdam-inspired sign:

Adisoemarmo Intl Airport Sign
    Karena saya sudah web check-in, saya langsung naik ke airside. Tapi sebelumnya saya iseng mencetak boarding pass di konter check-in yang lenggang, maklum saya sudah lama tidak naik Garuda Indonesia dan saya belum memiliki boarding pass baru GA dengan lambang Skyteam tercantum padanya. Segera setelah saya mencetak boarding pass, saya naik ke airside.

Printout e-ticket dan boarding pass Garuda Indonesia

    By the way, setelah web check-in di situs Garuda, saya mengunduh boarding pass elektronik dan menyimpannya di aplikasi Passbook (sekarang Wallet) pada smartphone saya. Dan pengalaman saya, boarding pass elektronik ini berhasil dipindai saat pemeriksaan airport tax di bandara Adisoemarmo maupun saat boarding. Saya kira boarding pass elektronik ini sangat bagus untuk menghemat kertas sekali pakai yang digunakan untuk boarding pass reguler, sekaligus juga mempersingkat antrian di konter check-in. Namun sayangnya sepertinya boarding pass elektronik ini kurang disosialisasikan oleh Garuda Indonesia sehingga tak banyak yang tahu akan keberadaannya.


Tangkapan layar boarding pass elektronik Garuda Indonesia

    Setelah melewati security check, saya masuk ke ruang tunggu keberangkatan domestik Bandara Adiseomarmo Surakarta yang nampak jauh lebih luas dan lapang setelah partisi-partisi kaca dihilangkan. Saat itu ada dua pesawat yang sedang disiapkan untuk berangkat, Batik Air Boeing 737-800 tujuan Jakarta Halim Perdana Kusuma (HLP) dan Lion Air Boeing 737-900ER tujuan Jakarta Soekarno-Hatta (CGK).

Batik Air Boeing 737-800 di Bandara Adisoemarmo Solo

Lion Air Boeing 737-900ER di Bandara Adisoemarmo Solo

    Beberapa saat kemudian, penumpang Lion Air dipersilahkan untuk naik ke pesawat melalui gate 3. Setelah semua penumpang naik pesawat, pesawat Lion Air Boeing 738-900ER tujuan Jakarta CGK pun diizinkan pushback dan akhirnya lepas landas. Setelah Lion Air tujuan Jakarta CGK lepas landas, datanglah Lion Air Boeing 737-900ER lainnya, kali ini dengan livery spesial 90th Boeing 737 delivered to Lion Air di bagian vertical stabilizer alias ekornya. Karena garbarata gate 1 dan 2 masih sibuk melayani pesawat Batik Air, akhirnya Lion Air tujuan Surabaya parkir di garbarata gate 3 dan 4. Pheww, pertanda bakal pindah gate nih, batin saya. Dan akhirnya Batik Air Boeing 737-800 tujuan Jakarta HLP pun lepas landas meninggalkan tanah Boyolali menuju Jakarta HLP ketika langit mulai gelap. Setelah Batik Air lepas landas, datanglah pesawat yang saya tunggu-tunggu: Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ yang akan membawa saya kembali ke Jakarta setelah liburan singkat di Kota Solo.

    Dan benar saja sesuai dugaan saya... Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 yang akan saya tumpangi parkir di garbarata gate 1 dan 2 yang sebelumnya digunakan oleh Batik Air karena garbarata gate 3 dan 4 masih sibuk melayani Lion Air tujuan Solo. Pengumuman perpindahan gate segera berkumandang di ruang tunggu keberangkatan domestik Bandara Adisoemarmo Solo. Para penumpang Garuda Indonesia pun segera bergegas pindah ke ruang tunggu gate 1 dan 2 yang dipisahkan dengan partisi kaca dari ruang tunggu besar. 

     Setelah seluruh penumpang tujuan Solo turun dari pesawat, pesawat dipersiapkan kembali untuk keberangkatan ke Jakarta. Petugas ground officer Garuda sudah siap di meja di depan gate. Beberapa petugas ground officer tampak mondar-mandir sembari membawa walky-talky dan keluar-masuk gate. Setelah pesawat siap, penumpang pun diizinkan untuk masuk ke dalam pesawat (boarding). Urutan boarding dimulai dari penumpang yang menggunakan kursi roda, penumpang lansia, penumpang yang membawa anak-anak dan kemudian penumpang lainnya. Namun saya tidak melihat ada jalur khusus untuk penumpang GarudaMiles Gold dan Platinum serta pemegang frequent flyer dengan tier SkyTeam Elite Plus alias jalur khusus SkyPriority. Saya ikut serta dalam antrian penumpang yang hendak boarding tak lupa mempersiapkan boarding pass elektronik di smartphone saya dan KTP. Setelah diperiksa, sayapun bergegas menuju tumpangan saya malam itu: Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ.


Good night, PK-GFQ!

Stiker lambang SkyTeam menyambut di sebelah pintu L1
    Seperti biasa, setelah masuk melalui pintu L1, terdapat tray koran yang tersedia di sebelah kanan pintu L1. Pak purser beserta seorang awak kabin wanita berkebaya oranye menyambut setiap penumpang yang masuk dengan ramah. Saya berusaha membalas sambutan mereka dengan jawaban "Selamat malam". Dan saya melewati aisle menuju kelas ekonomi, tentu saja dengan melewati kelas bisnis, Sejujurnya, sudah berlalu lima tahun sejak terakhir kali saya duduk di kursi merah ini. Bagi yang tertarik membacanya bisa mengaksesnya di sini.

Garuda Indonesia J class seats on Boeing 737-800

    Akhirnya saya tiba di kursi saya, 39K. Window seat!

Garuda Indonesia Y Class Seat on Boeing 737-800
    Setelah semua penumpang naik, awak kabin yang bertugas di kelas ekonomi segera membagikan permen Alpenliebe aneka rasa dengan branding Garuda Indonesia. Menurut awak kabin yang bertugas, penerbangan malam itu 100% penuh, dan saya melihat ada petugas catering membawa nampan berisi beberapa snack box menuju galley belakang, mungkin untuk penumpang yang membeli tiket saat last minute?

    Pak purser melakukan passenger announcement seperti biasa, diikuti oleh pemutaran video prosedur keselamatan. Lampu pesawat diredupkan, dan akhirnya pesawat yang saya tumpangi lepas landas menuju Jakarta!


Welcome screen baru di IFE Garuda Indonesia
    Salah satu hal yang saya sukai dari hiburan dalam pesawat (IFE) Garuda Indonesia adalah, welcome screen nya yang menampilkan berbagai keindahan alam Indonesia. Sungguh nikmat Allah yang sangat besar bagi kita, memiliki tanah air yang indah dan kaya raya.

    Setelah pesawat berada pada ketinggian jelajah yang dikehendaki, saya segera mengecek isi kantong kursi di hadapan saya. Tersedia Majalah "Colours", panduan IFE "Stars", kartu petunjuk keselamatan dan kantong mabuk udara (airsickness bag). Absen pada penerbangan saya kali itu inflight shopping guide "Arcade". Atau mungkin panduan belanja Arcade sengaja tidak diletakkan di kursi mengingat penerbangan yang pendek?


Seat pocket contents on Garuda Indonesia Boeing 737-800
    Malam itu ada 4 awak kabin wanita yang bertugas di kabin kelas ekonomi, dua orang awak kabin mengenakan kebaya toska dan dua lainnya mengenakan kebaya oranye. Para awak kabin yang bertugas malam itu gesit dan cekatan melayani di kabin yang penuh penumpang, dan berpacu dengan waktu penerbangan yang pendek.

Garuda Indonesia Snack Box for short haul flight
    Pada penerbangan malam itu, masing-masing penumpang kelas ekonomi mendapatkan snack box berisi satu buah roti, satu buah sus coklat, satu botol air minum serta selembar tisu basah. Saat drink service, saya memilih jus jambu dengan es favorit saya.

    Tak terasa, pesawat semakin mendekati Jakarta. Para awak kabin mengumpulkan sampah yang masih tersisa. Setelah melakukan pengecekan kabin, lampu pesawat kembali diredupkan dan pesawat siap mendarat! Dan inilah momen-momen favorit saya, ketika ribuan bola lampu di darat berkelap-kelip bak kunang-kunang saat pesawat hendak mendarat. Simply awesome.


Lights on Jakarta bay 

Approaching CGK Airport
    Dan...alhamdulillah, dengan izin Allah pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta yang terletak di Kota Tangerang. Pesawat mendarat di landas pacu terminal 1, sehingga pesawat harus taxi lumayan jauh dari terminal 1 menuju terminal 2 dimana terminal Garuda Indonesia berada. FYI, IFE selama penerbangan saya set sebagai voyager atau peta yang menunjukkan keberadaan pesawat dan informasi penerbangan.


We've reached Jakarta!

    Dan akhirnya pesawat yang saya tumpangi parkir di remote area Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

Parkir di remote area
    Setelah penumpang kelas bisnis turun, barulah kami penumpang kelas ekonomi diizinkan turun. Seperti biasa, Pak Purser didampingi awak kabin yang bertugas di kelas bisnis mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan kami turun. Dan saya berhasil menangkap gambar si cantik Boeing 737-800 PK-GFQ dari tangga yang terbuka. Inilah enaknya boarding dan disembark menggunakan tangga, bisa bebas memotret badan pesawat, tidak seperti garbarata yang menghalangi pandangan kita dari pesawat.

Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ
    Oke, inilah akhir dari perjumpaan kita pada posting kali ini. Semoga trip report ini dapat memberi Anda gambaran akan layanan Garuda Indonesia pada kelas ekonomi penerbangan pendek. Semoga suatu saat saya bisa menjajal pesawat lainnya milik Garuda Indonesia seperti Boeing 777-300ER dan Airbus A330-300X. Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, have a nice day!